Pemeriksaan Abdomen,Rectum,Genetalia

  • Pemeriksaan Abdomen
1. DEFENISI

=> Pemeriksaan yang dialkukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelaina organ / sistem dalam bagian perut.
Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan 4 (empat) tehnik/cara yaitu
  1. Inspeksi
  2. Palpasi
  3. Perkusi
  4. Auskultasi
1. INSPEKSI
dilakukan untuk mengetahui kesimetrisan dinding perut saat respirasi, mengkaji tanda luka, umbilical, kult dinding perut.
Abdomen dibagi dalam 4 kwadran yaitu:
1. kwadran I => kanan atas
2. kwadran II => kanan bawah
3. kwadran III => kiri atas
4. kwadran IV => kiri bawah
dengan sembilan bagian yaitu :
1. Epigastrik
2. umbilical
3. hipogastrik
4. hipokondrial kanan
5. hipokondrial kiri
6. lumbal kanan
7. lumbal kiri
8. Inguinal kanan
9. Inguinal kiri
2. PALPASI
=> untuk memperkirakan gerakan usus dan kemungkinan adanya gangguan vaskular
=> dilakukan sebelum perkusi dan palpasi karena dapat mempegaruhi kualitas dan kuantitas bising usus.
=> auskultasi dapat dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoskop pada semua kwadran atau salah satu kwadran.
3. PERKUSI
=> Untuk memperkirakan ukuran hepar, adanya udara pada lambung dan usus (timpani atau redup)
=> Untuk mendengarkan atau mendeteksi adanya gas, cairan atau massa dalam perut
=> bunyi perkusi pada perut yang normal adalah timpani, tetapi bunyi ini dapat berubah pada keadaan-keadaan tertentu misalnya apabila hepar danlimpa membesar, maka bunyi perkusi akanmenjadi redup, khususnya perkusi di daerah bawah arkus kosta kanan dan kiri.
4. PALPASI
=> Palpasi merupakan metode yang dilakukan paling akhir pada pengkajian perut
=> Palpasi dapat dilakukan secara palapsi ringan atau palpasi dalam tergantung pada tujuannya
=> Palpasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan konsistensi organ-organ dan struktur-struktur dalam perut (intra abdominal)
=> Palpasi ringan dilakukan untuk mengetahui area-area nyeri tekan, nyeri superficial, dan adanya massa
=> Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui keadaan hepar, lien, ginjal, dan kandung kemih.
PERSIAPAN
  1. ruang pemeriksaan dengan penerangan yang memadai
  2. menyuruh penderita berbaring dan membuat penderita dalam keadaan rileks
  3. menyuruh penderita membuka pakaina bagian atas sehingga daerah dari px ke simpisis pubis harus terbuka
  4. pemeriksaan dilakukan disebelah kanan penderita dengan urutan inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi
  5. penderita telentang dengan bantal yang tipis di bawah kepala dan bnatal yang tebal di bawah lutut dan lutut menekuk
  6. kedua tangan diletakkan disamping badan atau menyilang di dada penderita
  7. gunakan tangan yang hangat dan diafragma stetoskop yang hangat dengan cara menggosokkan kedua telapak tangan dan menggosokkan bagian diafragma stetoskop
  8. suruhlah penderita mengatakan bagian mana yang sakit dan pantaulah ekspresi muka penderita pada saat pemeriksaan
INSPEKSI
  1. pemeriksa berada di sebelah kanan penderita
  2. perhatikan kesimetrisan abdomen pada saat respirasi
  3. inspeksi tanda luka, umbilical, dan dinding abdomen.
AUSKULTASI
  1. tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan (bagian diafragma)
  2. tanya pasien tentang waktu terakhir makan, suara usus meningkat pada orang setelah makan
  3. letakkkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat kwadaran abdomen dan dengan suara peristaltik aktif dan suara mendeguk (gurgling) yang secara normal terdengar setiap 5 sampai 20 detik dengan durasi kurang atau lebih dari satu detik
  4. frekuensi suara tergantung pada status pencernaan atau ada dan tidaknya makanan dalam saluran pencernaan. dalam pelaporannya suara usus dapat dinyatakan dengan : terdengar, tidak ada /hipoaktif, sangat lambat (misalnya hanya terdengar sekali setiap satu menit), dan hiperaktif atau meningkat (misalnya terdengar setiap 3 detik).
  5. bila suara usus terdengar jarang sekali / tidak ada maka sebelum dipastikan dengarkan dahulu selama tiga sampai lima menit
PERKUSI
  1. perkusi dimulai dari kwadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam
  2. perhatikan reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan
  3. lakukan perkusi pada area timpani dan redup
  4. suara timpani memiliki ciri nada lebih tinggi dari pada resonan, yang mana suara ini dapat didengarkan pada rongga atau organ yang berisi udara
  5. suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar dari pada resonan. suara ini dapat didengarkan pada masa padat misalnya keadaan acites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada pembesaran atau tumor hepar dan limfe.
PALPASI
A. Palpasi Hepar
  1. berdirilah disamping kanan pasien
  2. letakkan tangan kiri anda pada torak posterior kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12
  3. tekankan tangan kiri tersebut keatas sehingga sedikit mengangkat dinding dada
  4. letakkan tangan kanan pada atas bawah tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk sudut kira-kira 450 dengan otot rektus abdominal dengan jari-jari kearah tulang rusuk
  5. sementara pasien ekhalasi, lakukan penekanan sedalam 4-5 kearah bawah pada batas bawah tulang rusuk
  6. jaga posisi tangan anda dan suruh pasien inhalasi / menarik nafas dalam
  7. sementara pasien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda yang secara normal terasa dengan kontur regular. bila hepar tak terasa/teraba dengan jelas, maka suruh pasien untuk menarik nafas dalam, sementara anda tetap mempertahankan posisi tangan atau memberikan tekanan sedikit lebih dalam. kesulitan dalam merasakan hepar ini sering dialami pada pasien obesitas
  8. bila hepar membesar, maka lakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk kanan. catat pembesaran tersebut dan nyatakan dengan berapa cm pembesaran terjadi di bawah batas tulang rusuk
B. Palpasi Ginjal
secara anatomis lobus atas kedu ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi. ginjal kanan normalnya lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri. ginjal kanan terletak sejajar dengan tulang rusuk ke 12 dan ginjal kiri sejajar dengan tulang rusuk ke 11. ginjal orang dewasa pada umumnya mempunyai ukuran panjang 11 cm, lebar 4-7 cm, dan tebal 2,5 cm. dalam melakukan palpasi ginjal maka posisi pasien diatur supinasi dan perawat yang melakukan palpasi berdiri di sisi kanan pasien.
langkah kerja palpasi ginjal adalah :
  1. dalam melakukan palpaso ginjal kanan, letakkan tangan kiri anda dibawah panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior.
  2. letakkan tangan kanan anda pada dinding perut anterior pada garis midklavikularis dari pada tepi bawah batas kosta
  3. tekankan tangan kanan anda secara langsung keatas sementara pasien menarik nafas panjang. pada orang dewasa yang normal ginjal tidak teraba tetapi pada orang yang snagat kurus bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan
  4. bila ginjal teraba rasakan mengenai kontur (bentuk), ukuran, dan adanya nyeri tekan
  5. untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan disisi seberang tubuh pasien, dan letakkan tangan kiri anda dibawah panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan. 
 
  • Pemeriksaan Genetalia
Cara:
  1. Lakukan inspeksi pada genitalia wanita, seperti keadaan labiominora, labio mayora, lubang uretra dan lubang vagina.
  2. Lakukan inspeksi pada genitalia laki-laki, seperti keadaan penis, ada tidaknya hipospadia (defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penis), dan epispadia (defek pada dorsum penis).
  • Pemeriksaan Anus dan Rektum
Cara:
  1. Lakukan inspeksi pada anus dan rektum, untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau posisi anus.
  2. Lakukan inspeksi ada tidaknya mekonium (umumnya keluar pada 24 jam) apabila ditemukan dalam waktu 48 jam belum keluar maka kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar